Pages

Minggu, 03 Mei 2015

Pengendalian Mikroorganisme


Makalah Mikrobiologi
Pengendalian Mikroorganisme II





Oleh
Kelompok 11
Kukuh Prawati
Nisa Ayunda Rahmi M.
Resti Luthfia
Pendidikan Biologi R 2012



Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2014




I
Pendahuluan

A.    LATAR BELAKANG
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, dan mereka terdapat hampir dimana-mana di alam ini. Mereka merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling luas dan terdapat paling banyak di planet ini. Sesungguhnya telah dihitung bahwa massa mikroorganisme di bumi melebihi massa organisme lain. Didalam setiap gram tanah subur terdapat berjuta-juta mikroorgansime (Pelczar, 2005).
Peran mikroorganisme dalam kehidupan sangat penting. Teknologi mikrobiologis telah memecahkan sekelumit permasalahan manusia. Pengadaan energi, pangan, obat-obatan merupakan hasil dari peranan mikroorganisme. Namun mikroorganisme dapat menyebabkan permasalahan, hal itu nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman yang menimbulkan penyakit. Bukan hanya itu, aktifitas negatif menimbulkan rusaknya bahan makanan hingga berakibat tidak dapat di konsumsi bahkan beracun. Karena itu perlu adanya suatu usaha mengendalikan mikroba. Pada makalah ini dijelaskan salah satu bentuk pengendalian mikroba secara kimia. Selanjutnya kemoterapi anti mikroba dan mekanisme kerja agen anti mikroba.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana mekanisme kerja pengendalian mikroba secara kimia !
2.      Bagaimana bentuk kemoterapi anti mikroba?
3.      Bagaimana mekanisme kerja agen anti mikroba?

C.    TUJUAN MAKALAH
1.      Menjelaskan mekanisme kerja pengendalian mikroba secara kimia
2.      Menjelaskan kemoterapi anti mikroba
3.      Menjelaskan ekanisme kerja agen anti mikroba.


II
Pembahasan
PENGENDALIAN MIKROORGANISME II

A.   Pengendalian Secara Kimia
Kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membunuh mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya. Kontrol terhadap pertumbuhan dapat dilakukan secara :
1. Fisik                                   
2. Kimia
3. Biologi
Secara kimia, menggunakan senyawa kimia untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme , contoh :
HgCl (0,1%), menyebabkan koagulasi protein

NaOCl
Cl2 + H2 O HCl + HOCl (asam hipoklorit, menyebabkan klorinasi protein sel)
HOCl HCl+ + O n (daya oksidasi kuat)
Senyawa kimia yang dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme, dapat dibedakan memjadi antiseptic, desinfektan, dan bahan kemoterapetik/antibiotic. Antiseptik : substansi kimia yang digunakan pada jaringan hidup yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisma. Desinfektan:substansi kimia yang dapat menghambat pertumbuhan sel vegetatif pada materi yang tidak hidup. Bahan kemoterapetik :substansi kimia yang dapat merusak/menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam jaringan hidup, dihasilkan oleh mikroorganisme.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih bahan kimia sebagai senyawa antimikroba adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan untuk mematikan mikroorganisme dalam konsentrasi rendah pada spectrum luas, sehingga dapat membunuh berbagai mikroorganisme.
2. Bisa larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yang diperlukan secara efektif.
3. Memiliki stabilitas tinggi, jika dibiarkan dalam waktu relatif lama tidak kehilangan sifat antimikrobanya.
4. Bersifat letal bagi mikroorganisme, tetapi aman bagi manusia maupun hewan.
5. Bersifat homogen, sehingga komposisi selalu sama untuk setiap aplikasi dosis takaran.
6. Senyawa tersedia dalam jumlah besar dengan harga yang pantas.
7. Sifat bahan harus serasi.
8. Dapat menentukan tipe mikroorganisme yang akan dibasmi.
9. Aman terhadap lingkungan.

B.   Mekanisme Kerja Agen Anti Mikroba
Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotic.
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.
Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit. Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut:
a.        Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum antibiotic)
b.       Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme pathogen
c.        Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya
d.       Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau flora kulit.
Mekanisme kerja agen anti mikroba :
1.      Mengganggu metabolisme sel mikroba
2.      Mengganggu permeabilitas membran sel mikroba
Membran sel : molekul lipoprotein dari mambran plasma (di dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya, hingga menjadi lebih permeable. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas keluar. Contohnya : polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol (mikonazol, ketokonazol, dan lain-lain)
3.      Menghambat sintesis dinding sel
Dinding sel : sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah. Contohnya : kelompok penisilin dan sefalosporin.
4.      Menghambat sintesis protein sel mikroba
5.      Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja antimikroba adalah sebagai berikut :
1.      Konsentrasi bahan, setiap mikroorganisme memerlukan konsentrasi yang berbeda untuk senyawa antimikroba yang sama dalam menghambat atau membunuh.
2.      Waktu, setiap mikroorganisme memerlukan waktu yang berbeda-beda ketika dipaparkan terhadap suatu senyawa antimikroba untuk dapat menghambatatau mematikan.
3.      pH. Konsentrasi ion hydrogen mempengaruhi peranan bakterisida dengan cara mempengaruhi organisme dan bahan kimia dalam bakterisida tersebut.
4.      Temperatur. Pembunuhan bakteri oleh bahan kimia akan meningkat dengan suatu peningkatan temperature.
5.      Sifat organisme. Kemampuan suatu bahan tertentu bergantung pada komponen organisme yang diuji dengan bahan tersebut.
6.      Usia mikroorganisme. Tingkat kerentanan mikroorganisme sangat ditentukan oleh umur biakan mikroorganisme.
7.      Bahan ekstra. Adanya bahan organic seperti serum, darah atau nanah mempengaruhi aktivitas beberapa senyawa antimikroba.



III
Penutup
Kesimpulan

            Mikroorganisme memegang peran penting dalam kehidupan. Namun mikroorganisme dapat menyebabkan permasalahan, hal itu nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman yang menimbulkan penyakit. Bukan hanya itu, aktifitas negatif menimbulkan rusaknya bahan makanan hingga berakibat tidak dapat di konsumsi bahkan beracun. Karena itu perlu adanya suatu usaha mengendalikan mikroba.
            Kontrol terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membunuh mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya. salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pengendalian secara kimia.
   Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.
Mekanisme kerja agen anti mikroba dengan mengganggu metabolisme sel mikroba, mengganggu permeabilitas membran sel mikroba, menggangu sintesi dinding sel, menghambat sintesis protein sel mikroba, menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.



DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, Michael. 2005. Dasar-Dasar Mikroorganisme. Jakarta : Universitas Indonesia Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar